Marsha, yang tinggal di sekolah asrama perempuan, sering diganggu oleh teman-temannya, Puput, Stefani, dan Nina. Di liburan Marsha tidak pulang, karena sejak ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi, ibu tirinya tidak menyukai Marsha. Sementara Puput, Stefani, dan Nina tidak pulang karena mendapat hukuman sebagai akibat intimidasi Marsha. Keanehan demi keanehan sedang terjadi. Marsha mendengar tangisan dari kamar yang terletak di lantai atas gedung asrama. Administrator, Rossa, mengatakan bahwa Marsha hanya berhalusinasi. Setiap malam, Marsha masih mendengar suara dari ruangan. Marsha akhirnya memberanikan diri untuk membongkar pintu kamar yang tampaknya dirahasiakan. Di ruangan itu dia menemukan buku harian.